Al Masoem

Lebih Mengenal 4 Jenis Keju Bahan Pressure Test MasterChef Indonesia

28 Jun 2021  |  1114x | Ditulis oleh : Admin
Lebih Mengenal 4 Jenis Keju Bahan Pressure Test MasterChef Indonesia

Dalam pressure test Masterchef Season 8 yang tayang pada Minggu (27/6/2021), peserta diberi tantangan mengolah satu dari empat jenis keju menjadi tiga jenis makanan berbeda. Pada waktu itu masing-masing peserta harus memilih salah satu keju tersebut.

Keempat jenis keju tersebut diantaranya adalah: gorgonzola, provolone, chevre, dan fontina. Empat keju tersebut bukanlah keju yang populer di Indonesia, sehingga mayoritas peserta merasa kurang familiar dengan keempat keju tersebut.

Lantas, seperti apa keempat keju tersebut? Berikut ini sedikit penjelasannya;

1.Gorgonzola

Dilansir The Spruce Eats, gorgonzola merupakan salah satu jenis keju biru (blue cheese) yang terbuat dari susu sapi yang dipasteurisasi. Keju ini memiliki warna kuning pucat dengan marbling (garis urat) biru hingga biru kehijauan di seluruh permukaannya. Marbling ini dihasilkan dari penambahan jamur Penicillium roqueforti ke dalam susu sapi untuk memproduksi keju ini. Tekstur keju gorgonzola lembut dan sedikit mudah hancur. Rasanya berkrim, terasa sedikit seperti kacang, dan juga tajam. Tergantung berapa lama keju ini diproses.

Biasanya, gorgonzola digunakan untuk sajian penutup. Gorgonzola sering disajikan sebagai cheese platter yang bisa disantap di akhir makan. Gorgonzola bisa dimakan bersama biskuit, dioleskan di atas crostini, atau dimakan bersamaan dengan buah pir, buah ara, kacang hazelnut, dan kacang kenari. Bisa juga dicampur dalam salad. Karena teksturnya lembut, gorgonzola juga bisa dimasak menjadi saus. Dicampurkan dalam pasta, risotto, atau jadi topping pizza.

2. Provolone

Keju provolone, seperti dilansir The Spruce Eats, adalah keju yang memiliki tekstur sedikit agak keras dan mudah hancur. Keju ini dibuat dari susu sapi dan populer di Italia. Ada dua jenis kejuprovolone, yakni provolone dolce dan provolone piccante. Provolone dolce punya rasa yang lembut dan berkrim. Juga manis, seperti kacang, dan mentega. Sementara provolone piccante punya rasa yang lebih tajam, asin, dan agak seperti daging karena difermentasi dalam waktu yang lebih lama yakni lebih dari empat bulan.

Keju provolone biasanya diolah jadi sandwich keju dan juga keju yang dimakan langsung. Namun, jika diolah lagi hingga meleleh seperti jadi topping pizza atau pasta, akan menghasilkan rasa yang lebih kuat. Selain itu,provolone juga cocok disantap dengan buah-buahan seperti anggur merah, pir, buah ara, tomat. Bisa juga dengan bahan lain semacam paprika merah, buah zaitun, dan roti yang diberi minyak zaitun.

3. Chevre

Keju chevre terbuat dari susu kambing dan berasal dari Perancis. Tekstur keju ini beragam, ada yang lembut dan berkrim. Namun, ada juga yang keras dan mudah hancur. Semuanya tergantung berapa lama keju tersebut difermentasi. DilansirThe Spruce Eats, karena diproduksi dari susu kambing, maka biasanya akan memiliki aroma dan rasa yang sangat kuat. Rasanya asam dan earthy, akan semakin kuat jika semakin lama difermentasi.

Kejuchevre bisa disajikan dalam bentuk cheese platter. Disajikan berurutan dari keju yang paling sebentar difermentasi, sampai yang paling lama untuk menghasilkan rasa yang beragam. Namun, cara terbaik untuk menikmati keju chevre adalah dengan rotibaguette dan segelas wine. Keju ini akan sulit benar-benar meleleh saat dipanaskan. Dengan begitu, chevre cocok jika dikombinasikan dalam pasta atau jadi topping pizza. Tergantung umurnya, chevre juga bisa dioles di atas biskuit untuk membuat canape atau campuran salad.

4. Fontina

Keju fontina merupakan keju yang terbuat dari susu sapi yang tidak dipasteurisasi alias masih mentah. Seperti dilansir The Spruce Eats, keju ini punya kandungan lemak sekitar 45 persen. Warna kejunya kuning cerah, dengan lubang-lubang di permukaannya. Rasa keju ini tidak terlalu kuat dan agak seperti kacang-kacangan. Jika diproduksi dari susu sapi yang dipasteurisasi, biasanya rasa keju yang dihasilkan akan jauh lebih lembut.

Namun, intensitas rasanya tetap tergantung pada seberapa lama keju ini difermentasi. Biasanya proses fermentasi berlangsung sekitar 90-150 hari. Keju fontina yang difermentasi tidak terlalu lama akan mudah meleleh, sehingga mudah diolah dalam berbagai sajian yang membutuhkan keju yang lembut dan meleleh. Contohnya, fondue, cocolan keju, atau saus keju.

Keju ini juga cocok jika diolah jadi kaserol (mac and cheese),pizza, sandwich keju panggang, frittata, atau strata panggang. Sementara keju fontina yang lebih tua, biasanya punya tekstur lebih keras. Keju jenis ini cocok untuk diparut di atas sup, pasta,risotto, atau pun salad.

Itulah beberapa penjelasan tentang 4 keju yang menjadi bahan di pressure test Masterchef Indonesia, dan salah satu dari ke empat peserta harus pulang meninggalkan galeri yaitu Pak Yogi.

Baca Juga: