RF

Lebih Mengenal 3 Budaya Nias yang Bisa Ciutkan Nyali Musuh

20 Apr 2021  |  1810x | Ditulis oleh : Admin
Lebih Mengenal 3 Budaya Nias yang Bisa Ciutkan Nyali Musuh

Ternyata ada ya budaya Nias yang sempat ditakuti bangsa kolonial. Pulau Nias memang terkenal akan keindahan dan kebudayaannya. Tak sedikit pesohor dalam maupun luar negeri yang menghabiskan liburannya disini. Berada di barat pulau Sumatera, Nias memiliki beragam tradisi yang masih terjaga sampai sekarang. Bahkan sebuah event tahunan sengaja digelar untuk menarik minat wisatawan.

Kalau Yunani punya sparta, Indonesia punya pemuda Nias. Dari dulu hingga sekarang, pemuda Nias dikenal sebagai petarung sejati. Ini tidak terlepas dari ragam budaya yang masih terjaga sampai sekarang. Setidaknya, ada 4 tradisi unik yang memperlihatkan jiwa petarung para pemuda Nias, yakni:

1. Hombo Batu

Bagaimana bisa seorang pemuda melompati batu megalitik setinggi 2 meter? Kebanyakan orang pasti menyangsikan ketangkasan pemuda Nias dalam melompati batu kolosal ini. Percaya atau tidak, pemuda Nias telah berlatih dari usia 7 tahun untuk bisa melewatinya. Hombo batu atau lompat batu sendiri melambangkan kedewasaan seseorang. Ketika ia mampu melompatinya dalam satu putaran, ia akan dianggap dewasa. Batu kolosal ini juga pernah diabadikan pada mata uang rupiah.

2. Tari Fataele

Masyarakat Nias dikenal suka berperang untuk mempertahankan wilayahnya. Tak ayal kalau budaya Nias sarat akan peperangan maupun bela diri. Selain hombo batu, tari fataele akan menceritakan betapa tangguhnya masyarakat Nias. Tarian ini menggambarkan sekelompok orang dengan aksesoris peperangan lengkap, layaknya tameng dan senjata. Menariknya, para penari akan mengenakan hiasan yang terbuat dari tanduk kerbau di hidungnya.

3. Omo Sebua

Selain memiliki jiwa petarung, masyarakat Nias rupanya pintar dalam berstrategi. Hal ini terlihat dari konstruksi rumah yang ada di pulau ini. Omo Sebua, rumah adat Nias menjadi gambaran utuh dari kecerdikan dan ketangkasan masyarakat Nias. Pasalnya, konstruksi bangunan ini diyakini mampu melindungi penghuni dari serangan musuh. Tak hanya itu, bangunan omo sebua juga disebut-sebut tahan akan gempa.

Cukup unik bukan tradisi masyarakat Nias ini? Dengan jiwa petarung dan ketangkasannya, pantas saja kalau masyarakat Nias cukup ditakuti. Kolonial sekalipun sempat ciut menghadapi keberanian dan ketangkasan mereka. Lalu masihkah menganggap budaya Nias sekedar kesenian belaka?

Baca Juga: